Sabtu, 15 April 2017

Bagaimana Rasanya Meninggalkanku?

Mas, sudah beberapa hari ini aku merindukanmu
Entah kenapa, aku masih saja merindukanmu
Aku masih mencarimu dalam kerumunan
Aku masih mencarimu di ribuan banyak orang yang berlalu lalang
Tetap saja, kamu tak ada

Mas, bagaimana rasanya meninggalkanku?
Adakah mendung di harimu?
Adakah hujan disudut matamu?
Adakah rindu dihatimu?

Kau tau tidak?
Sampai detik aku menulis ini pun
Aku masih merindukanmu
Merindukan kita yang baik-baik saja
Ah, kau tak perlu tau
Tak penting bagimu, sungguh

Mas, bagaimana rasanya meninggalkanku?
Adakah penyesalan dalam hatimu?
Adakah rasa ingin kembali?
Tentu tidak ya, hanya aku saja

Mas, semenjak kau pergi
Ada pertanyaan pertanyaan yang muncul
Pertanyaan yang sama, berulang kali
Bagaimana rasanya meninggalkanku?
Bagaimana rasanya hidup tanpa ada lagi aku?
Bagaimana rasanya bersama perempuan baru yang membuatmu meninggalkanku?
Apakah kau bahagia?
Bahagia denganku atau dengan nya?
Pertanyaan bodoh macam apa ini?
Tak perlu kau jawab

Aku menulis ini tidak meminta dikasihani
Aku menulis ini tak bermaksud apa-apa
Aku menulis ini karena aku ingin
Jika kau membaca tulisan ini
Terserah, terserah apa maumu
Kau mau tertawa terbahak seperti apapun aku takan peduli lagi
Aku tak mau tau lagi

Sungguh, aku hanya merindukanmu saja.
Tak lebih


Jumat, 14 April 2017

Kau (Hanya) Baik, Bukan Yang Terbaik

Sudah ku ceritakan sebelumnya
Kau memang pria baik
Teramat baik
Hingga membutakan mata

Pertama mengenalmu pun
Aku sudah bisa menebak
Kau memang pria baik
Sungguh

Kau baik
Tapi aku lupa
Bahwa yang baik belum tentu jadi yang terbaik
Bisa saja itu hanya topeng

Ku kira, kau akan menjadi yang terbaik
Namun kau hanya menjadi yang baik
Tak apa, mungkin kau tak sanggup
Kau tak mampu menjadi yang terbaik

Ku kira, kau mampu bertahan
Nyata nya kau kelelahan
Kau memilih berhenti
Dan memutuskan pergi
Pengecut!

Aku jujur
Aku sayang, aku ingin terus bersama
Tapi, rupanya Tuhan lebih menyayangi ku
Tuhan membiarkan kau pergi
Tuhan tak mau aku terus disakiti
Tuhan tak tahan dengan tangisan tiap malam
Tuhan mungkin bosan dengan yang ku ceritakan

Dan sekarang aku paham
Tuhan memberitahu ku
Kau hanya menjadi yang baik, bukan yang terbaik.


Rabu, 12 April 2017

Selamat Ulang Tahun

Selamat ulang tahun Mas
Kemarin adalah hari lahirmu
Aku hampir lupa dengan tanggal itu
Sungguh.

Selamat ulang tahun Mas
Bagaimana di 25 tahunmu sekarang?
Kau bahagia?

Selamat ulang tahun Mas
Semoga bahagia selalu menyertaimu
Semoga hanya tawa yang kau dapat
Bukan tangis dan air mata

Selamat ulang tahun Mas
Bagaimana diulang tahunmu sekarang?
Adakah kejutan malam-malam seperti tahun-tahun yang lalu?
Adakah wajahmu yang belepotan dengan kue?
Adakah hadiah special dari seseorang?

Selamat ulang tahun Mas
Rasanya ingin aku mengatakan langsung
Datang ke kotamu dan membawa kue
Lalu ku dapati kamu tersenyum
Dan berbisik "terimakasih sayang, aku bahagia"
Seperti dulu.
Ah aku gila.

Selamat ulang tahun Mas
Tak tau lagi harus berkata apa
Aku benar-benar ingin datang ke kotamu
Walaupun sebenarnya aku bisa saja datang ke kotamu untuk memberikan kejutan
Tapi, siapa aku sekarang?
Tak jadi siapa-siapamu lagi
Hanya perempuan yang (dulu) dijadikan tempat singgah.

Selamat ulang tahun Mas
Semoga perempuan yang kini bersamamu
Memberikanmu kejutan lebih special dariku
Semoga hadiah darinya lebih membuat kamu tersenyum

Selamat ulang tahun Mas
Sebenarnya ada hadiah yang sudah ku siapkan
Tapi, tak usah kamu tau
Kotak yang sudah ku persiapkan jauh hari ini
Akan ku simpan saja, di sudut kamar hingga berdebu
Hingga usang dan tak ku kenali bentuknya lagi

Selamat ulang tahun Mas Kumis ku
Yang pernah membuatku tertawa sekaligus menangis
Sudah lewat satu hari
Maaf karena terlampat mengucapkan

Selamat ulang tahun sayang!
*Sayang mbahmu, beraninya manggil sayang*


Brengsek!

Kau lelaki baik
Pertama mengenalmu bahkan hingga kini pun kau masih lelaki baik
Hanya saja, kau lengah dengan semua
Tapi bagiku, kau masih menjadi lelaki baik.

Aku bukan perempuan baik
Aku manja, tak mau ditinggal, selalu ingin diperhatikan, ingin dijadikan prioritas
Penuntut sekali bukan?
Sudah ku bilang, aku bukan perempuan baik.

Tapi, apa yang salah?
Apa yang membuat semua begitu berbeda?
Apa yang membuat semua menjadi begitu asing?
Apa yang membuat semua menjadi kacau seperti ini?
Apa yang membuatmu berubah pikiran?

Dulu, kau menjajikan segalanya.
Menjanjikan kita yang indah
Kita yang tanpa tangis
Hanya kita; cinta.
Aku yang terbuai dengan janji manismu bisa apa?
Bisakah aku menuntut agar kau membayar janjimu?
Tentu tidak, ada hal yang memang tidak bisa dipaksakan.

Dulu, kau bilang akan tetap tinggal
Kau akan menungguku menyelesaikan kuliahku
Kau akan tetap disampingku
Kau akan selalu ada
Namun, tiba-tiba saja semua berubah
Semua berbeda; tak lagi sama
Kau dingin melebihi kutub selatan
Kau panas melebihi suhu matahari

Dan yang ku takutkan benar terjadi
Kau pergi secepat kilat
Menghilang bagai kepulan asap
Seketika, bayangmu pun tak nampak
Sungguh, kau biadab!

Tadinya ku menganggapmu lelaki baik
Tapi tidak lagi
Kau berubah menjadi asing
Kau brengsek.
Kau memang brengsek.
Brengsek.