Kamis, 17 Januari 2019

Teruntuk Perempuan; Aku.

Menghabiskan delapan tahun untuk hal seperti ini menurutku bukan sesuatu yang baik. Ini jelas salah. Sangat salah. Terpaku hanya pada satu hal dan membiarkan hal lain berlalu begitu saja. Sebodoh inikah?

Apa yang ditunggu? Memangnya tak melelahkan menunggu yang tak ingin ditunggu? Bukankah sudah tahu jika diakhir nanti harus merasakan perih luar biasa? Lalu mengapa terus dilakukan? Untuk apa terus menunggu?

Apa yang diperjuangkan? Memangnya tak menguras tenaga memperjuangkan yang menginginkan lepas? Bukankah sudah tahu jika diakhir nanti yang terkoyak adalah hatimu sendiri? Lalu mengapa terus berjuang?

Apa yang diinginkan? Memilikinya? Membersamainya? Untuk apa? Apa dengan dia jadi milikmu atau membersamainya, akan bahagia? Belum tentu. Bisa jadi hanya sesak yang terasa, bukan bahagia.

Sebodoh inikah? Membuang-buang waktu untuk hal yang tak perlu. Menguras tenaga hanya untuk sesuatu yang tak pantas bagimu. Cukup. Sudahi saja. Kau bisa bahagia walau bukan dengannya.

Selamat tinggal. Terimakasih untuk segala yang tak menentu. Jangan lagi bertemu.


Rabu, 02 Januari 2019

Selain Aku, Ada?

Banyak sekali pertanyaan yang hingga kini belum menemukan jawabnya. Karena memang tak pernah ku tanyakan. Bukan tak ingin, karena memang aku tak memiliki hak untuk bertanya.

Aku siapa? Bukan siapa-siapa, tak pernah jadi siapa-siapa. Angan ku saja yang terlalu tinggi untuk bersamamu. Aku terlalu melangitkan kamu, ketika tahu bahwa aku mungkin tak pernah bisa berdampingan denganmu.

Pernah ku katakan sebelumnya, kamu hanya sekilas yang membekas. Meski tak pernah benar-benar tinggal, kamu tetap menjadi alasanku menetap. Langkah ku selalu menuju ke arah mu, meski dengan keras ku menghindar selalu kamu yang aku tuju.

Satu saja pertanyaan yang ingin ku tanyakan. Yang menunggumu setabah ini, selain aku, ada? Bertahun-tahun terpaku dengan kamu, bertahun-tahun selalu berkata 'tidak sekarang, mungkin nanti' menyedihkan sekali.

Perlu kamu tahu, kamu adalah hal yang selalu aku semogakan. Hingga kini, nama mu selalu ku langitkan bersama doaku. Bahagaialah selalu.

Aku masih disini, tak kemana-mana, tetap disini. Jika nanti tiba-tiba kau merindukan aku, hubungi aku. Atau datangi tempat pertama kita bertemu.