Kamis, 31 Desember 2020

Bukan Untukku

Jadi seperti ini, rasanya menjaga seseorang yang bukan untukku?

Ada yang tak bisa kujelaskan ketika harus melepaskan seseorang yang kujaga dengan sungguh. Aku seperti membunuh hatiku sendiri, berantakan dan tak karuan.

Segala hal yang kurencanakan, bahkan mimpi untuk terus bersama lebih dari selamanya pun harus kulebur dengan paksa. Aku tak bisa mempertahankan yang menginginkan pergi. Aku membiarkannya pergi, walau pedihnya seperti ditikam ulu hati.

Apakah seperti ini, rasanya mempertahankan seseorang yang bukan untukku?

Terkadang aku memikirkan mengapa Tuhan mempertemukan kita? Mengapa harus kamu, seseorang yang aku cinta? Jika tahu akan berakhir sesedih ini, aku takkan meraih yang bersikeras mengulurkan tangan padaku. 

ayuiyuky—

Selasa, 22 Desember 2020

Aku Berhenti

Aku pernah mempercayai seseorang, dengan sepenuhnya. Kukira ia akan setia dengan segala janjinya. Ternyata, ia mendua dengan sengaja. Ia membersamai seseorang lain ketika masih denganku. Benar-benar serakah, ia menginginkan keduanya.

Ia bersama seseorang lain, dan melepasku ia tak mau. Aku tak bisa. Aku hanya ingin dua, tanpa pernah menjadi tiga. Aku mengalah, membiarkannya bersama seseorang lain, meski pedihnya seperti memar di dada.

Aku berhenti, dari segala hal tentangnya. Aku mengaku kalah. Karena sekeras apapun usahaku mempertahankan, jika dengan sekuat tenaga ia mengingkan lepas, tentu saja usahaku sia-sia.

ayuiyuky—

Sabtu, 19 Desember 2020

Ketika Memperjuangkan Seseorang

Aku pernah memperjuangkan seseorang yang dengan sengaja membersamai seseorang lain. Benar-benar melukai hati, bahkan boleh kubilang, ini mematahkan segala sisi. Jangan tanyakan tentang luka. Bahkan, aku tak pernah membayangkannya.

Sepertinya segala tentangmu masih melekat dalam ingatan. Kita pernah saling mencintai dengan sungguh, pernah saling memperjuangkan dengan utuh, bahkan memimpikan masa depan bersama. Sebelum akhirnya kupaksa lebur dengan luka.

Aku masih tak mengerti, mengapa perpisahan adalah jawaban. Aku tak pernah tahu pada bagian mana salahku, masih tak mengerti tentang alasan yang membuatmu memilih pergi. Bahkan, aku sering menduga-duga bahwa ini belum berakhir, dan sejauh apapun kuyakinkan hatiku, aku hanya menemukan kecewa.

ayuiyuky—

Senin, 07 Desember 2020

Setelah Kamu Pergi

Pagi tadi, aku membuka mata dengan perasaan kosong. Kutatap langit-langit kamar yang terasa semakin kosong dan dinginnya udara pagi makin menambah bekunya suasana. Ponselku berdering dan kuperiksa pesan disana, tak ada pesan darimu. Ya, semuanya sudah berakhir.

Sudah beberapa minggu sejak kamu mengakhiri kita, dan aku masih menangisimu. Aku menangis sejadi-jadinya, sekeras yang aku bisa. Aku terlalu percaya pada segala hal yang kamu janjikan. Aku tak pernah tahu, apakah cinta yang terucap sungguhlah cinta atau hanya sandiwara. Aku tak mengerti apakah rindu yang seringkali terucap hanyalah drama yang kamu perankan dengan sangat baik, atau memang benar adanya.

Hari ini, aku banyak terdiam. Berkali-kali menatap ponsel, berharap kamu berubah pikiran dan memilih kembali. Sia-sia saja, semua tidak terjadi. Kamu tida kembali.

Setelah kamu pergi, aku menjadi menyukai sepi.

aiy—

Minggu, 29 November 2020

Tentang Hujan Yang Menahanmu Pergi

Aku menyukai hujan, terlebih ketika hujan yang menahanmu pergi malam itu. Membuatku berlama-lama denganmu, dan aku bahagia. Berkali-kali aku berterimakasih pada hujan malam itu, karenanya aku bisa sedikit lebih lama memandang teduh wajahmu.

Tuhan, aku boleh memeluknya kan? Boleh ya, sekali saja?

Tentang kamu yang basah kuyup karena hujan, tentang cafe dan jajanan kaki lima yang didatangi, tentang lampu merah dan setiap sudut jalan yang dilewati, tentang tawa dan bahagia, dan tentang kamu, semuanya masih tersimpan dalam kepala, dan itu sungguh menyiksa.

Sebenarnya, aku masih menyukai hujan. Namun, aku tak menyukai kenangan yang selalu terlintas di kepala ketika hujan menyapa. Aku ingin membuangnya, segala hal tentang kamu bahkan kenangan di dalamnya.

ayuiyuky—

Rabu, 25 November 2020

Hanya Perlu Merelakan

Aku pernah mencintai seseorang, dengan sungguh dan benar-benar utuh. Sampai suatu hari, aku dibuatnya runtuh. Hancur dan berantakan, bahkan aku tak berselera melakukan apapun selain menangis semalam suntuk.

Kesetianku dilukainya tanpa setengah-setengah. Ia pergi begitu saja, tanpa berpamitan, tanpa memberi kabar, bahkan tak ada penjelasan. Ketika akhirnya aku menemukan, ia bersama seseorang lain. Tertawa bahagia, seakan lupa tentang seseorang lain yang ia tinggalkan dengan tega. Kepada seseorang lain, ia jatuh cinta.

Aku tak mengutuk apapun, bahkan tak membencinya. Bahagianya bukan denganku, tak mungkin terus memaksanya tetap bersamaku. Aku bukan seseorang yang egois. Ia menginginkan lepas, aku hanya perlu merelakan.

ayuiyuky—

Sabtu, 26 September 2020

Tak Pernah Pergi

Setelah pergimu, aku memang baik-baik saja, tapi diam-diam aku masih merindukanmu. Aku masih mencari kabarmu, bahkan namamu tak pernah lupa kusebut dalam doa. Kamu masih menjadi segalaku.

Sesekali, aku mengamati banyak manusia berlalu lalang, berharap kamu ada disana. Tapi kamu tak ada, tidak pernah ada. Aku kembali menyibukkan diri, melakukan apapun yang bisa membuatku sedikit saja melupakan kamu.

Waktu berlalu, namun kamu tetap mendominasi isi kepala. Aku benci ketika terus memikirkanmu, aku marah mengapa rasaku tak pernah memudar. Aku malah menginginkanmu kembali, meski yang kudapat hanya luka di hati.

Ketika kusadari, ternyata aku memang tak pernah pergi. Rasaku tak pernah benar-benar mati.

ayuiyuky—