Sesekali aku masih mengingatmu dipenghujung malam. Bukan sesekali, maksudku seringkali aku masih mengingatmu hingga kini. Tetap saja, pikiranku masih kau kuasai.
Aku kembali membuka galeri, menemukan fotomu bahkan foto kita yang masih tersimpan dengan rapi. Aku masih ingat kapan dan dimana foto itu diambil. Benar katamu, aku memang hebat dalam hal mengingat.
Di malam sedingin ini, aku kembali membuka percakapan manis di Twitter 5 tahun lalu. Tentang percakapan abstrak yang kita lakukan hingga tengah malam. Betapa kita pernah berada di masa yang menyenangkan. Kita pernah sebahagia itu.
Setiap libur kuliah, aku selalu singgah di kotamu. Aku sempatkan mengunjungi tempat yang dulu pernah kita datangi. Semuanya masih sama, tak ada yang berubah, tak ada yang berganti. Yang berubah hanya kita, yang berganti hanya kita, tidak dengan tempat ini.
Hingga kini, entah kenapa kau masih menguasai hati dan pikiran. Walau banyak yang datang menawarkan bahagia, yang dengan sekuat tenaga mencoba memenangkan cinta, yang berjuang penuh menyembuhkan dan merawat luka, yang tak pernah bosan membuat tertawa, dan mungkin yang melakukan segala hal untuk merebut hati. Tetap saja, hatiku tetap terkunci.
Pernah suatu ketika, saat aku dan pria yang sedang dekat denganku singgah di suatu tempat dan memesan makan. Kau adalah yang pertama ku ingat saat melihat potongan mentimun di makanan yang disajikan. Aku bergumam "pasti jika itu kau, kau akan langsung menutup hidung dan meletakkan mentimun dipiringku."
Pernah suatu ketika, saat hujan deras mengguyur kotaku. Kau masih yang pertama ku ingat, karena hujan mengingatkan ku tentang kau yang menarikku dari kerumunan saat berteduh dan berkata "Jangan takut hujan, hujan itu menenangkan" Terkadang, aku menangis saat mengingat semua kenangan itu.
Mas, mungkin kau takkan membaca tulisan ini tapi jika dengan segala keajaiban kau menemukan tulisan usang ini. Ketahuilah, kau pernah ku cintai dengan sangat. Kau pernah ku perjuangkan dengan sungguh.
Aku masih perempuan yang pertama kali kau kenal. Walau tak utuh, rasaku tetap ada.
0 komentar:
Posting Komentar