Tak terhitung lagi sudah berapa waktu yang dihabiskannya hingga saat ini. Hebat sekali, berkali-kali diacuhkan tetap tak mau pergi. Tak bisa dipungkiri, memang seperti ada yang hilang jika sehari saja ia tak menghubungiku. Ada rasa rindu, tapi tak pernah ku beritahukan padanya. Biasa saja, aku masih angkuh tak mau mengakui, hingga kini.
Pernah suatu ketika aku benar-benar cemburu padanya. Marah dan ingin memaki di hadapannya. Mengapa harus dia? Teman baikku sendiri. Seseorang yang ku jadikan tempat berbagi cerita, diam-diam menikam ku. Tanpa suara, dengan cepat meruntuhkan percayaku padanya. Aku membencinya, begitupun dengannya. Aku pergi, menjauh dari segala hal tentang mereka.
Mungkin terlihat menyedihkan, namun sebenarnya sama sekali tidak. Ya, aku memang egois. Tidak bisa bersamanya, namun benci ketika tahu ia bersama perempuan lain. Ketika aku bersama pria lain pun, ia seperti baik-baik saja walau sebenarnya tidak. Mungkin saja ia juga benci melihatku dengan pria lain. Namun ia terlihat biasa saja, ia menerimanya.
Ratusan hari berlalu, ia masih sama seperti di awal bertemu. Masih menjadi yang terdepan ketika aku bersedih. Masih menjadi pendengar yang tak pernah bosan dengan ocehanku. Aku memang tak tahu diri, masih mencarinya ketika merasa sepi. Dan dengan lugu nya, ia tetap menemani. Entah terbuat dari apa hatinya, mengapa kuat sekali?
Semua berjalan normal seperti biasanya. Aku kembali pada rutinitasku yang selalu berputar dengan laboratorium dan jurnal. Begitupun dengannya, kembali dengan pekerjaannya. Ia memang tak pernah secara langsung menyatakan perasaannya, tapi dari temannya aku tahu jika selama ini ia menyimpan rasa. Hingga saat ini pun, ia masih enggan bercerita. Biasa saja, seperti tidak ada apa-apa, namun aku tahu segalanya. Satu hal yang membuatku bertanya, mengapa tak diungkapkan saja? Walau dengan ia menyatakannya pun, aku tak tahu harus menjawab apa.
Aku memang perempuan egois, dan tak tahu diri. Ketika aku pergi hingga larut, sering sekali aku memintanya untuk menjemputku, tanpa pernah menolak ia selalu berkata "tunggu sebentar, aku berangkat" padahal aku tahu jika ia sedang bersama temannya. Aku tahu ia sibuk, namun dengan baiknya ia selalu menyempatkan waktu untukku.
Sudah terbayang baik nya seperti apa? Ya, baik sekali.
Tak banyak yang bisa ku sampaikan. Yang perlu kau tahu, dalam doaku, namamu tak pernah terlewat. Aku hanya meminta kau tetap sehat dan bahagia selalu, walau tidak denganku. Maaf sekali jika dengan menungguku membuang waktumu. Karena seperti yang pernah ku katakan sebelumnya, jangan menungguku sebab akan sia-sia saja. Mungkin baiknya seperti ini, bahagia tanpa pernah menjadi kita. Aku akan melanjutkan jalanku, menemukan atau ditemukan seseorang yang dengan menyebut namanya saja membuat hatiku berdegup kencang, begitupun denganmu.
Dibagian akhir, aku berterimakasih untuk segalanya hingga kini, dan maaf untuk segala hal yang melukai hati.
"Someone will love you, but someone isn't me"
Serang, 9 Juli 2019
ayuiyuky—
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.site
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
8 Pasaran Togel Terbaik Bosku
Joker Slot, Sabung Ayam Dan Masih Banyak Lagi Boskuu
BURUAN DAFTAR!
MENYEDIAKAN DEPOSIT VIA PULSA TELKOMSEL / XL
DOMPET DIGITAL OVO, DANA, LINK AJA DAN GOPAY
UNTUK KEMUDAHAN TRANSAKSI , ONLINE 24 JAM BOSKU
dewa-lotto.site