Mas, jika nanti kamu temui aku sedang kelelahan mengejarmu. Tolong berbaliklah, hampiri aku agar aku tak tersesat dan kehilangan arah.
Mas, jika nanti aku tak bisa lagi mencarimu, mungkin itulah giliranmu untuk menurunkan egomu dan mencari aku. Sebab aku takut, jika ternyata aku mulai kebal tak dicari lagi oleh kamu.
Mas, jika nanti aku sudah tak sanggup memahamimu lagi, berarti saat itulah waktumu untuk mulai memahami aku. Tenangkan aku, yakinkan aku, bahwa kamu (benar-benar) mencintaiku. Perihal hobbymu yang gemar berpetualang, dan sibukmu yang tak ada habisnya, yakinkanlah jika itu bukanlah untuk meninggalkan aku. Yakinkan aku saja, sebagaimana dulu titik terendah hubungan kita, akulah yang selalu meyakinkanmu.
Mas, saat nanti aku mulai lupa pada peluk dan senyummu. Tolong ingatkanlah aku. Ingatkan aku, disaat hari pertama kita bertemu. Ingatkan aku, saat kamu mengejar cintaku. Ingatkan aku pada kenangan yang tercipta disetiap sudut tempat itu, dan ingatkan aku tentang bagaimana sakitnya aku mempertahankamu. Agar aku tak melupakannya.
Aku menulis ini, agar nantinya kamu tahu sekalipun kamu terlalu sibuk dengan duniamu sendiri, kamu pernah dan ada dalam tulisanku; selalu.
Senin, 29 Agustus 2016
Minggu, 21 Agustus 2016
Aku sudah bahagia sekarang.
Tak perlu cemaskan lagi.
Aku sudah ditemukan oleh seseorang.
Yang seperti doamu dulu sebelum pergi meninggalkanku;
Yang benar-benar menyayangiku.
Yang akan benar-benar mencintaiku.
Kini aku telah ditemukannya,
Seseorang yang mencintaiku sebesar cintamu dulu; atau bahkan lebih.
Aku sudah bahagia sekarang.
Tak perlu lagi khawatirkan kabarku.
Salahmu telah kumaafkan,
Luka olehmu telah tersembuhkan,
Lebam hati karenamu sudah terobati,
Hujan di pipi kini tak ada lagi.
Tak perlu lagi merasa bersalah karena meninggalkan aku.
Tak perlu lagi kasihan dengan keadaanku.
Tek perlu lagi datang kembali.
Karena, di dalam doaku namamu telah digantikan oleh nama yang baru.
Aku sudah bahagia sekarang.
Terimakasih untuk segala hal yang (dulu) pernah membuatku tertawa.
Terimakasih telah memutuskan untuk pergi.
Caramu menyakitiku kemarin, adalah cara Tuhan mempertemukan aku dengannya.
-mbeeer
Sabtu, 13 Agustus 2016
Aku hanya sesekali membayangkan
Akan seperti apa bila kita berpisah
(tidak, bukan ini yang aku mau)
Namun aku telah jutaan kali memimpikan hidup bersamamu sampai nanti
Aku hanya sesekali menangis
Karena kamu sempat tak sengaja membuat air mataku tumpah
Namun aku jutaan kali bersyukur
Karena kamu selalu membuat bibirku tak lupa untuk tersenyum
Aku hanya sesekali berpikir
Bahwa kamu adalah pria paling menyebalkan sedunia
Kamu tahu, menjadi perempuan seringkali membuatku serba salah
Namun pada akhirnya, aku telah jutaan kali memaafkan
Karena lelaki dan perempuan memang diciptakan berbeda
Pada awalnya, aku berpikir aku hanya akan jatuh cinta padamu satu kali
Namun nyatanya, sampai detik aku menulis ini
Aku masih mampu jatuh cinta padamu berkali-kali
Perlu ku ulangi, aku jatuh cinta padamu setiap hari
T.S - KPII
Selasa, 09 Agustus 2016
Kamu tau apa yang paling perempuan ini benci?
Perempuan ini benci pada waktu
Baginya waktu terlalu egois, waktu tak pernah memihak padanya
Waktu dengan cepatnya berlalu tanpa memikirkan rindu yang lama bertumpuk
Waktu tak mau tau pada rindu yang selalu hadir
Tugasnya hanya berputar tanpa berhenti
Perempuan ini juga benci pada jarak
Karena jarak ratusan kilometer ini seolah menjadi hantu yang selalu menakuti
Jarak selalu menjadi pemenang setiap rindu meradang
Jarak begitu jahat, ia membentang menjadi penghalang pertemuan
Jarak sedikit pun tak peduli dengan rindu yang mengoyakkan hati
Jarak mungkin akan menertawakan pada rindu yang berdarah-darah
Jadi Mas, bagaimana jika kita buat kesepakatan saja? Kita tak perlu lagi membenci pada waktu dan jarak; khusunya aku. Kita hanya perlu bersepakat jika rindu hadir kita hanya perlu bertemu.
Itu saja.
-pintalan-pelangi
Kamis, 04 Agustus 2016
Izinkan aku terus menjaga perasaan ini, sampai dikemudian hari. Agar segala rasa yang tersimpan di hati ini tak berakhir menjadi luka. Simple nya begini, aku ingin kamu menjadi bagian dari hidupku, Aku ingin kamu menjadi pelengkap tawaku; bukan tangisku.
Seseorang yang kuharap menemani hari tua nanti.
Seseorang yang memeluk ketika sedih nanti.
Seseorang yang menyeka air mata saat menangis.
Seseorang yang mampu menjadi alasan untuk tetap tersenyum.
Dan seseorang yang mampu menemani untuk meraih mimpi.
Sebab namamu adalah doa yang terus ku amini dengan bahagia.
Jika ragu menghampiri, yakinlah saja.
Bahwa kamu dan aku, akan tetap bersama.
-aksarakata
Selasa, 02 Agustus 2016
Aku menyukaimu.
Aku selalu menyukaimu.
Aroma tubuhmu.
Senyuman hangatmu.
Genggaman tanganmu,
dan matamu.
Aku menyukai semuanya.
Bersama denganmu, menetap di sisimu. Membiarkan diriku tenggelam berlama-lama di dalam dirimu. Sebab aku sudah tak ingin mencari lagi. Segala sakit pernah ku alami, dan setelah dipertemukan denganmu, seolah aku sudah menemukan obatnya.
Dirimu selalu bisa menenangkan segala resah. Memenangkan aku, ketika tak tentu arah.
Di matamu, aku melihat aku. Aku yang begitu menyukaimu.
Sebab itu, aku suka berada di sampingmu. Duduk berlama-lama menikmati udara tanpa banyak bicara. Sesekali kita hanya menatap, dan tertawa.
Namun saat itu, hatiku sedang banyak bicara. Tentang namamu, yang selalu terselip dalam barisan doa. Sebab saat itu hatiku sedang berbicara “Tuhan, izinkan aku dengannya saja"