Kamis, 29 September 2016

Paparazi G I L A

Hai mas
Yang wajahnya terhalang tebing jarak
Bagaimana kabarmu?
Semoga selalu baik-baik ya
Bagaimana dengan hatinya?
Masih aku kan yang menempati ruang kecil itu?
Aku rasa, akhir-akhir ini sulit sekali bertemu
Jangankan bertemu, kabar saja mirip sinyal di hutan
Terkadang, aku merasa mirip paparazi
Yang selalu ingin tau dengan kehidupanmu
Tak apa kan?
Kamu tak risih kan selalu dibuntuti oleh paparazi gila sepertiku?
Sungguh, aku hampir gila dengan rindu ini
Harus diapakan rindu yang semakin menggunung ini?
Ya, barangkali rindumu tak segila rinduku
Barangkali cemasmu tak separah cemasku
Barangkali ini hal biasa bagimu
Lalu, jika sudah separah ini harus bagaimana?
Harus menunggu hingga rindu meledak?
Menunggu rindu hingga biru lebam?
Menunggu rindu terkoyak penuh darah?

Iya iya, memang, kamu selalu sibuk dengan duniamu
Jelas, aku tak berhak melarang apapun
Tapi tak bisakah sebentar saja luangkan waktumu?
Aku takkan memintamu menemaniku dari fajar hingga petang
Tenang saja, aku masih tau diri
Otak ku masih normal, tak mungkin aku meminta hal segila itu
Ah, jadi rindu yang dulu
Bagaimana denganmu? Tentu saja tidak mungkin
Tak ada yang harus dirindukan, hanya aku saja yang merindukan hal kecil itu

Jadi bagaimana Mas?
Kapan kesini?


Kamis, 15 September 2016

Lampu Merah

Apa yang terpikirkan ketika mendengar kata "lampu merah"? Pasti menunggu, iyaa me-nung-gu. Menunggu lampu berganti menjadi kuning sampai hijau. Membosankan bukan? Apalagi jika sedang terburu-buru.
Kau tahu apa yang spesial dari lampu merah? Bukan hal yang spesial, sungguh. Ini hanya tentang perempuan yang menyukai lampu merah. Memang, terkadang lampu merah membuatnya bosan menunggu, namun lain cerita jika dia menunggu lampu tersebut berganti dibalik punggung seseorang. Rasa nya perempuan itu ingin memeluknya dari belakang, tapi apa daya perempuan itu hanya mampu bersandar dipundaknya. Bahkan, hanya bersandar dipundaknya saja sudah membuatnya senang. Lebay? Tak apa, toh tak merepotkan siapapun.
Baginya, lampu merah selalu mempunyai cerita. Lampu merah selalu membuat nya ingin berlama-lama berada di balik punggung nya. Karena berlama-lama dibalik punggung nya membuatnya nyaman.
Sekarang, tiba-tiba saja perempuan itu merindukan lampu merah. Tiba-tiba saja perempuan itu merindukan duduk dibalik punggungmu. Tiba-tiba saja perempuan itu merindukan semuanya. Perasaan macam ini? Benar-benar dibuat gila.


Kamis, 01 September 2016

Kebohongan Perempuan

Banyak hal tak ia suarakan
Karena diamnya adalah bahasa seribu kekecewaan
Dan bila ia bersuara namun berupa penyangkalan
Banyak gemuruh dalam dada
Yang sebenarnya sedang ia kendalikan

Saat ia berkata 'aku tak apa-apa'
Sesungguhnya ada suatu hal bergemuruh dalam dadanya
Sekali saja, bila kau sempat masuk kedalamnya
Mungkin kau akan terbakar api
Atau bahkan membeku menjadi es batu

Saat ia berkata 'aku tidak cemburu'
Sesungguhnya kepalanya sedang berperang melawan hatinya
Berusaha menjadi pemenang melawan logika

Saat ia berkata 'terserah'
Sebenarnya ia ingin kau memimpinnya
Memutuskan apa yang perlu diputuskan
Walau sepele dan bukan hal besar
Dalam banyak hal, ia ingin kau selalu terlibat dengan benar

Saat ia berkata 'jangan pulang terlalu malam'
Sebenarnya ia bukan sedang cemburu pada kegiatan dan teman-temanmu
Kelak nanti, ketegasan adalah hal yang ia ingin kau sudah paham
Dan bukan lagi ada pada tahap belajar

Saat ia berkata 'jangan lupa memberi kabar'
Sebenarnya bukan karena ia ingin memonitor gerak-gerikmu seharian
Namun itu karena ia ingin malamnya tenang
Mengetahui kau telah sampai ditempat yang aman dan nyaman

Saat ia berkata 'aku sedang ingin sendiri'
Sebenarnya dia justru sedang butuh ditemani
Kelak nanti, ia harus belajar bahwa kejujuran adalah penting dikatakan dengan benar
Tanpa dramatis, apalagi dibayar dengan tangis.

Dan...
Saat ia mengaku mencintaimu, ia sungguh mencintaimu.

KPPI - Tia Setiawati