Kamis, 17 Februari 2022

Mengapa Hanya Kamu?

Dari sekian banyak manusia, kenapa harus kamu?

Aku jatuh cinta, pada seseorang yang kukenal lama sekali. Iya, sepuluh tahun berlalu, rasaku tetap ada. Ia menetap di kepala.

Dari banyak manusia yang kutemui, kamu orangnya. Tanpa banyak yang tahu, atau mungkin tak ada yang tahu, semuanya kulakukan diam-diam.

Aku tak pernah berani mengungkapkan segala rasa. Karena, aku takut bertemu dengan kecewa. Meski ingin denganmu saja, meski ingin sekali menjadikanmu satu-satunya, tak bisa jika rasamu tak pernah ada.

Dari sekian banyak manusia, kenapa hanya kamu?

Kutinggalkan kamu berkali-kali, dengan sengaja memutar arah, hingga menjauhi, anehnya langkahku selalu menuju kamu. Kamu seperti magnet yang menarikku kembali, lagi dan lagi.

Lalu, harus kuapakan rasa yang masih menetap? Terus kupendam hanya menambah sesak, diungkapkan pun belum tentu sesuai harap.

Tuan, meski tak menggebu seperti dulu, meski tak lagi utuh, rasaku tetap ada. Maka, jika suatu hari nanti tiba-tiba kau merindukanku, datang padaku; dekap aku. 

Entah dengan cara seperti apa, semoga tulisan-tulisanku sampai padamu. Hingga kamu tahu; hingga kamu berbalik arah padaku; aku tetap menunggu.

ayuiyuky—

Senin, 17 Januari 2022

Sebuah Pengakuan

Hai, semoga tulisan ini sampai padamu, walau entah kapan tapi semoga saja.

Sepuluh tahun lalu, tidak, lebih tepatnya sampai sekarang aku masih menyukaimu. Jika ditanya mengapa, aku tidak tahu, tak ada alasan.

Kupikir akan berhenti setelah sekian lama, tetap saja, rasa yang kupikir akan berakhir ternyata menetap hingga akhir. Perihal mengapa betah sekali, aku tak mengerti.

Kukira akan biasa saja setelah sekian lama, tetap saja, aku tak pernah berhasil melupa. Semua cara yang kulakukan adalah sia-sia, kamu menetap di kepala.

Jangan terbebani, aku tak meminta apapun. Kamu ataupun hatimu, aku tak bisa memaksanya, kan? Karena memilikimu adalah percuma jika memikirkanku saja kamu tidak.

Kamu tahu, tentu saja. Bagaimana mungkin tidak tahu, jika dengan jelas kutunjukan rasa. Meski terkadang aku berpura-pura, dan bersikap biasa saja. 

Berulang kali membiarkan siapa saja mengetuk hati, tetap saja terkunci. Aku tak bisa jika bukan kamu. Karena nama yang tak pernah absen kulangitkan adalah kamu, dengan pinta yang entah akan dikabulkan Tuhan atau tidak.

Pernah suatu ketika aku membersamai seseorang, tapi yang kurindukan tetap kamu. Pernah suatu ketika aku menggenggam seseorang, tapi yang kupikirkan tetap kamu. Aku tidak tahu, mengapa yang berotasi di kepala selalu kamu.

Bagaimana sekarang? Kamu tetap memiliki tempat tersendiri di dalam hati, tentu tak ada yang mampu menggeser posisi. Sejauh apapun berlari, aku selalu kembali. Sekeras apapun usahaku melupakan, kamu tetap kuingat, lagi dan lagi.

Jadi, apa artinya jika hanya kamu yang aku langitkan? Apa artinya jika hanya kamu yang membuat rasaku bertahan selama ini? Apakah kamu memang digariskan untukku? Namun jalannya saja yang terjal? Tak apa, seterjal apapun akan kulewati, jika akhirnya denganmu lah aku menghabiskan sisa hidup.

Sampai disini saja, Tuan.
Tak akan selesai jika ku ceritakan semuanya.
Yang perlu kau tahu adalah, aku mencintaimu; masih dan selalu.

ayuiyuky—

Sabtu, 04 Desember 2021

Desember

Hai Desember, kita bertemu lagi. Ternyata, cepat sekali waktu berlalu. Dan, untuk melangkah kembali aku masih ragu.

Kau tahu Desember? Melepas sesuatu yang kujaga dengan benar adalah tak mudah. Aku melawan resah setiap hari, memikirkan kemungkinan bahwa mungkin saja Ia akan kembali. Padahal yang benar adalah Ia menjauh, kemudian pergi.

Desember, kali ini singkat saja. Aku sedang menata kembali apa-apa yang berantakan. Aku memilih berdamai dengan takdir yang digariskan. Maka, cukup doakan saja. Aku bahagia, dan tak lagi bertemu luka.

Desember, sekarang aku benar-benar pergi, setelah bertahun-tahun bertahan, setelah lima tahun menunda berkali-kali. Mari bertemu dengan bahagia dipenghujung tahun berikutnya.

Desember, 2021.
ayuiyuky—


Minggu, 07 November 2021

November

Hai November, kita bertemu lagi. Rasanya cepat sekali waktu berlalu. Tiba-tiba saja hampir sampai di penghujung tahun.

Kurasa, hanya waktu yang berlalu, rasaku tidak. Ia betah berlama-lama, hingga tak ku kenali. Entah masih menginginkanmu, atau memang aku yang enggan membuka hati.

November, apakah tak apa-apa untuk jatuh cinta lagi? Maksudku mencintai seseorang lain, selain dia. Apakah tak apa-apa untuk menggenggam tangan yang lain? Apakah tak apa-apa untuk memeluk raga yang lain?

Kau tahu, November. Aku tak pandai perihal memulai rasa. Namun, ketika mulai menaruh rasa, aku juga tak pandai berpura-pura, rasaku benar adanya.

Aku tak mengerti, dari sekian banyak yang kutemui, hatiku masih betah terkunci. Aku pernah menginginkannya, tetapi tak ingin jika harus bersama. Lalu, harus kunamakan apa rasa ini? Lalu, dengan cara seperti apa agar bisa menerima lagi?

Hampir sampai dipenghujung tahun, aku masih menerka-nerka segalanya. Apakah bisa jatuh cinta lagi? Apakah bisa kutemukan rasa yang benar-benar untukku? Apakah bisa? Semoga saja.

November, 2021.
ayuiyuky—


Sabtu, 02 Oktober 2021

Oktober

Hai Oktober, kita bertemu lagi. Sudah tahun keberapa? Bukankah kita sering bertemu? Ya, dengan keadaan yang sama, tidak baik-baik saja.

Oktober, bagaimana denganku? Bagaimana dengan luka yang masih ada? Pedihnya masih sama, bahkan setelah sekian lama. Ia tak benar-benar hilang dari ingatan, kembali dan selalu ada.

Kupikir akan terbiasa, dipertemuan kelima, aku masih tak baik-baik saja. Rasa yang kuanggap berlalu, menjadi benalu.

Oktober, cara melupa, bagaimana? Aku kehabisan cara agar tak mengingatnya. 
Bukankah kau tahu, aku melakukan segalanya agar lupa, bahkan sempat ingin amnesia, dengan begitu, aku tak bisa mengingatnya.
 
Aku berhenti. Benar-benar berhenti, ia sudah menemukan akhir pencarian, setelah pernah meletakkan aku di salah satu pilihan.


Oktober 2021
ayuiyuky—

Selasa, 07 September 2021

September

Hai September, kita bertemu lagi. Apakah kamu bosan bertemu dengan perempuan labil ini? Perempuan yang rindunya masih menggebu, bahkan masih menunggu yang sudah berlalu.

Berakhir, semuanya berakhir ketika ia memilih pergi. Yang kupikir baik-baik saja, ternyata berkhianat dengan tega. Ia menghilang tanpa bilang.

Kau tahu, September, bahwa ditinggalkan dengan tiba-tiba adalah sakit luar biasa. Aku seperti dihantam ribuan tombak, sungguh menyesakkan dada. 

Seseorang yang kujaga dengan sungguh, tak bisa menjagaku dengan utuh. Ia sudah menemukan rumah, setelah menjadikanku tempat singgah. 

September, seringkali aku melangitkan namanya, padahal yang benar tak lagi ada aku dalam doanya. Lucu sekali memang, ketika yang kupinta bersama lebih dari selamanya. Ia meminta berakhir secepatnya.

Baiklah, kurasa memang harus berhenti. Berhenti perihal merindukan yang tak mungkin kembali. Ia sudah lepas, sedangkan aku masih berusaha ikhlas.

September 2021
ayuiyuky—

Sabtu, 31 Juli 2021

Agustus

Hai Agustus, kita bertemu lagi. Selamat bertemu kembali dengan satu Agustus. Kuharap baik-baik saja meski bertemu tak sesering dulu.

Tentu kau tahu, jika doaku selalu sama. Mungkin saja Tuhan bosan dengan pintaku yang tak pernah berubah. Kau bahagia dan baik-baik selalu, cukup. Hanya itu, jangan lagi sedih yang sudah terulang kembali.

Kau tahu, Agustus? Aku masih saja merayu Tuhan, dengan harap yang terus berulang. Aku ingin dengannya saja. Karena, dengan yang lain, aku tak bisa.

Tuan, tetap menyenangkan meski semesta menyesakkan. Tetap menjadi baik, meski dunia dan seisinya tak lagi baik. Tetap menjadi pendengar paling sabar disetiap hal yang kuceritakan. Dan, tetap menjadi tempatku pulang ketika banyak rindu yang menginginkan peluk.

Agustus, jaga dia, ya? Karena aku tak lagi punya kuasa untuk terus didekatnya. Meski ingin sekali egois, aku tak bisa. Ada hal yang memang tak harus dijelaskan.

Tuan, mari bertemu lagi di kehidupan selanjutnya. Mari merapal doa agar hanya bertemu dengan bahagia. Mari meminta agar semesta berpihak seterusnya.

Tuan, selamat bertambah usia.
Terimakasih sudah hadir dan tak pernah pergi.


Love.
Agustus 2021,
ayuiyuky—


Selasa, 06 Juli 2021

Juli

Hai Juli, kita bertemu lagi. Ratusan hari berlalu, rasaku tak pernah benar-benar pergi, bahkan semakin menginginkannya kembali. Aku tahu, seperti ini hanya akan menambah sedih.

Aku masih merindukannya, bahkan ditahun kelima. Sesekali masih menanyakan kabarnya pada seseorang, apakah ia baik-baik saja? Tentu, ia baik-baik saja, bahkan beberapa hari setelah usai.

Benar, tak seharusnya aku khawatir dengan keadaannya. Ia baik-baik saja, hanya aku yang hampir gila. Ditinggalkan begitu saja, aku tak bisa berpura-pura seakan tak terjadi apa-apa.

Juli, mungkin kamu tak betah dengan hariku yang selalu sendu. Kamu bosan dengan tangisan di tengah malam, kamu pasti muak dengan pintaku yang selalu sama.

Sebentar lagi, aku sedang merapikan rasa yang masih ada. Tunggu sebentar lagi, aku sedang berusaha membunuh rasa dengan tega.

Tahun kelima, dengan sedih yang tak kunjung mereda, dengan luka yang masih saja menyesakkan dada, kuharap ia musnah saja.

Juli 2021
ayuiyuky—



Jumat, 04 Juni 2021

Juni

Hai Juni, kita bertemu lagi. Ini tahun kelima, dengan segala hal yang masih mengendap, tak mau pergi, meski ku usir berkali-kali.

Kau tahu, Juni? Aku begitu menyukai hujan, meski yang ia sukai adalah senja. Keduanya takkan pernah bertemu, aku tahu, dan tetap memperjuangkannya.

Pernah suatu ketika, hujan benar-benar membuatku bahagia. Malam itu, hujan menahannya pergi, memberi waktu sedikit lebih lama untuk tetap bersamanya. Bertukar cerita atau menertawakan hal sederhana.

Juni, tak perlu khawatir, aku masih menyukai hujan. Hanya saja aku tak menyukai kenangan yang selalu menyapa ketika hujan. Sebisaku melupakan, tetap saja membekas dalam ingatan.

Aku benci diriku yang masih menunggunya meskipun sudah ditinggalkan. Aku benci mengapa rasaku tetap bertahan meskipun diabaikan. 

Pertemuan kelima, rasaku masih betah menetap. Entah dengan hal seperti apa agar ia benar-benar lenyap.

Juni 2021
ayuiyuky—


Selasa, 18 Mei 2021

Mei

Hai Mei, kita bertemu lagi. Semuanya masih berantakan, bahkan dipertemuan kelima. Kukira akan baik-baik saja setelah sekian lama, tetap saja, masih menyedihkan seperti hari pertama.

Aku mencoba menyibukkan diri, berharap bisa melupakannya walau sehari. Tak mudah memang, sekeras usahaku menggenapkan, sekuat tenaga juga ia menunggalkan.

Kupikir, jika aku tak menuntut banyak hal, semuanya akan baik-baik saja. Tidak, ia dengan bahagia menggenapkan seseorang lain, lalu aku ditinggalkan.

Tentang rasaku yang tak pernah pergi, aku tak pernah tahu pasti mengapa betah sekali. Berkali-kali kuabaikan, selalu kembali, lagi dan lagi.

Mei, apakah tak bisa jika aku benar-benar lupa? Apakah tak bisa jika ia menghilang saja? Apakah tak bisa jika sebentar saja aku tak mengingatnya? Karena segala tentangnya selalu membuat sesak di dada.

Aku baik-baik saja, tentu. Masih sanggup tersenyum meski palsu. 

Mei 2021
ayuiyuky—


Senin, 12 April 2021

April

Hai April, kita bertemu lagi. Ternyata aku masih hidup setelah hari-hari sedih kemarin. Tak ada yang berubah, hanya saja dengannya tak lagi satu arah.

Sebenarnya aku masih tak percaya jika semuanya sudah berakhir, aku masih tak percaya ini April kelimaku tanpanya. Waktu cepat sekali berlalu, dan aku masih saja sibuk dengan rindu.

April, bisa jelaskan padaku mengapa semua berakhir sesakit ini? Mengapa diantara banyaknya manusia, harus aku yang ditinggalkan? Apa tak bisa jika bahagia? 

Aku pernah melangitkan namanya bersama doa, dengan pinta yang cukup sederhana, menua bersama, atau setidaknya bisa sedikit lebih lama. Apa pintaku terlalu tinggi untuk dikabulkan? Sepertinya iya, karena yang terjadi adalah ia memilih pergi.

Kau ingat, April? Aku pernah terjaga hingga pukul dua pagi, hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Mendengar suaranya melalui telephone, mendengarkan ia bercerita, menunggunya selesai bekerja, atau hanya untuk memastikan ia baik-baik saja. Indah sekali, sekarang tidak lagi.

April, mari bersahabat dipertemuan nanti. Tunggu saja, aku sedang berusaha.

April 2021
ayuiyuky—