Hati, apa kabar hari ini? Sudah membaik kah? Atau masih terasa nyeri karena luka yang teramat menyakiti dimasa lalu? Masih lebam kah? Semoga tidak ya. Semoga sekarang semuanya baik-baik saja, kembali normal seperti semula; bicaraku di depan cermin.
Setelah hampir setahun bergelut dengan segala macam rasa; setelah hampir setahun berperang melawan nyeri yang menyakitkan; setelah hampir setahun mencoba melupakan segalanya; bagaimana? Apa yang kau rasa (hati)?
Detik ini, aku tahu. Hatiku belum sepenuhnya pulih. Kupikir masih terdapat goresan luka yang membekas dan sulit dihilangkan. Aku saja tak tahu kapan hatiku benar-benar pulih. Mungkin, akan memakan waktu yang cukup lama. Karena luka yang ku dapat, membuat lebam dan terkoyak.
Detik ini, aku tak mengerti rasa apalagi yang kurasa. Aneh sekali, begitu menggebu dan sulit dikendalikan. Bertemu saja belum, bertatap mata dengan nya saja tak pernah, apalagi berbicara berdua dengan intens. Aku hanya mengenalnya di sosial media. Dan sesekali saling menanyakan kabar. Ah, itu saja sudah membuatku gila.
Kurasa, aku tak perlu terlalu serius dengan ini. Aku takut dengan kejadian sebelumnya. Aku yang begitu mengupayakan, dengan teganya dia lenyapkan. Aku yang dengan susah payah menggenapkan, dengan mudahnya dia menunggalkan. Bukankah menyakitkan?
Kepada rasa yang belum (pernah) bertemu. Bersabarlah, mungkin nanti atau setelah nanti akan dipertemukan dengan cara yang tak terduga, dengan cara yang tak disangka-sangka. Detik ini, cukup terus memperbaiki diri. Percayalah, tak ada yang tak mungkin untuk Tuhan.
Hai, Tuan.
Semoga segera dipertemukan.
Aku menunggu perjumpaan nyata.