Jumat, 05 Januari 2018

Mengapa Tidak Aku Saja Yang Menyakitimu?

Jujur saja semenjak kepergian mu hari itu aku mulai sedikit lebih malas dari biasanya. Aku malas menjalani hari-hariku yang begitu-begitu saja. Sepanjang harikuu telah kulewati tanpa ada langkahmu mengiringi suara sepatuku. Seluruh napasku telah terbuang percuma sebab tak ada kamu lagi di dekatku. Aku harus berjalan jauh sendirian tanpa arah. Tanpa ada kamu menguatkan tubuhku ketika aku mulai lemah.

Hari-hari memilukan itu membuatku begitu tak berdaya. Aku lemah tanpa ada kamu di dalam dada. Ketika kamu memilih untuk tidak lagi ada. Segala upayaku membahagiakanmu seakan tiba-tiba hancur. Rencana ke depan yang sudah semenjak dulu kita atur. Tiba-tiba harus berubah tak teratur. Apa mencintaimu harus membuatku menjadi seperti ini? Aku linglung tiap kali aku mencoba berdiri. Tak kuasa menahan segala sepi yang membenamkan ke dalam hati.

Sungguh, aku begitu malas jika tanpa kamu harus menjalani hidup. Perjalanan panjang ku tanpa kamu hanyalah langkah-langkah sunyi yang kulewati dengan cahaya redup. Aku harus berulang kali terpeleset jatuh. Agar bisa sampai ke titik terjauh. Titik ketika aku akan menemukanmu kembali. Meski tujuanmu menungguku di sana hanya untuk kembali meninggalkanku pergi. Aku seseorang yang sunyi tanpa ada kamu yang menggenapi.

Kekasih. Tidakkah kamu ingin menyadari bahwa menyakiti seseorang yang begitu mencintai kamu hanyalah kebahagiaan untukmu saja? Aku di sini harus terluka teramat dalam. Malam-malam panjangku menjelang pejam. Andai bisa memilih, mengapa tidak aku saja yang menyakitimu dan meninggalkanmu pergi saat kamu sedang cinta-cintanya? Mengapa aku tidak memilih mencintai pria lain yang lebih baik dari kamu? Nyatanya Akau menyadari, bahwa aku tak pernah memiliki kemampuan lebih melakukan itu.

Luka - Eka Lesmana


0 komentar:

Posting Komentar