Rabu, 03 Januari 2018

Kamu Adalah Pengkhianat Yang Tidak Ingin Lagi Aku Ingat

Ada satu hal yang tidak pernah bisa aku ikhlaskan ketika kamu tiba-tiba meniadakan. Yaitu kata-kata manis mu dulu, yang selalu membekas di ingatanku. Katamu, jika kelak masing-masing kita memang harus saling menjauhi, kamu tidak akan lagi mencari seorang pengganti. Katamu, kamu akan tetap sendiri sampai akhir nanti. Sebab, kamu merasa tidak ada yang sempurna dari cinta yang sementara ini. Sampai tiba saatnya ada kata 'halal' nanti.

Namun apa nyatanya. Kamu tiba-tiba memiliki seorang kekasih. Kamu berkhianat pada dirimu sendiri. Kamu mengingkari semua janji-janji yang pernah sama-sama kita sepakati. Apa kamu lupa pada janjimu sendiri? Apa aku harus berulang kali mengingatkanmu lagi. Semua sudah percuma sebab kamu bukan lagi seseorang yang bisa ku percaya. Kamu adalah pengkhianat yang tidak ingin lagi aku ingat.

Jujur, aku tidak apa-apa jikalau memang kamu sudah bosan dengan aku. Aku tidak apa-apa jikalau memang keadaan memaksamu menjauh. Jikalau kamu memang ingin fokus pada tujuan yang hendak kamu capai. Aku akan baik-baik saja meskipun harus berjuang sendiri. Aku akan tetap bersabar menunggumu pulang nanti sebagai seseorang yang selalu kuingini di dalam hati. Namun, jikalau semua sudah terjadi seperti ini, kamu hanya memaksakan hatiku untuk menjadi seorang pembenci.

Memang, sampai saat ini aku tidak pernah memintamu menjelaskan perihal janjimu itu kepadaku. Mungkin memang kamu sudah lupa dengan segala hal yang pernah kamu ucapkan. Atau, kamu hanya pura-pura lupa saja. Bagiku, itu semua sudah tidak mengapa. Aku akan tetap memaafkanmu, bahkan ketika kamu tidak meminta maaf sekali pun. Semoga hidupmu dengan kekasih barumu itu akan baik-baik saja, berjalan apa adanya. Semoga kamu tidak pernah dikecewakan dengan cara yang sama, seperti caramu menyakitiku dengan segala luka.

Luka - Eki Lesmana


0 komentar:

Posting Komentar