Minggu, 31 Juli 2016

Rindu Yang Bertumpuk

Rindu
Ia datang sesukanya, tanpa permisi
Bahkan setiap hari
Terkadang, rindu juga menyesakkan,
Jika tak dapat bertemu

Kamu tahu Mas rinduku seperti apa malam ini?
Kamu tahu Mas se-menggigil apa aku malam ini?
Kamu tahu Mas betapa sesaknya rindu yang bertumpuk?
Dan kamu tahu Mas bagaimana aku menyembunyikan rindu ini rapat-rapat?
Tidak, kamu tidak perlu tahu
Aku tak mau kamu khawatir, toh aku selalu baik-baik saja; serindu apapun akan (selalu) baik-baik saja.
Tak banyak yang bisa dilakukan, selain berkata rindu tanpa pelukan hangat

Memang, aku tak mempunyai hak untuk meminta semua waktumu
Aku tak berhak menuntutmu 24 jam bersamaku
Dan benar saja, aku tak pernah meminta itu
(Aku) hanya ingin, disela waktu senggangmu sempatkan datang menemuiku
Tak berharap banyak
Hanya ingin melepas rindu yang bertumpuk

Aku jadi rindu yang dulu
Apalagi dimalam sedingin ini, rindu ini makin menjadi tak terkendali
Lalu, rindu ini harus diapakan?
Tak mau kah kamu datang kesini, menemuiku, dan berkata; aku rindu kamu.
Ah, itu hanya hiburan yang menina bobokan tangis semalam
Itu hanya kata ajaib yang menjadi dongeng pelengkap tidur
Iya, hanya khayalan

Mas, jika aku berkata rindu padamu
Akankah kamu datang menemuiku?
Atau hanya diam tersenyum?
Sekali lagi aku tanya Mas, jika aku berteriak aku merindukanmu
Maukah kamu menemuiku?
Ah, sudahlah!


0 komentar:

Posting Komentar